23/10/10

[surat sebelum terlelap]

13 jam sudah aku terjaga, pontang panting mengadu peruntungan hidup ..

layaknya hari-hari sebelum hari ini tiba, semua berakhir di ruang kecil yang kusebut 'kamar'

riak tawa yang terlihat di pagi hari lalu berganti kerutan kesal karena teriknya matahari siang

senja yang datang diantar oleh air terjun dari langit dengan iringan gelegar petir membuat muka manusia-manusia Jakarta muram ..

keringat sisa mengadu nasib belum kering sudah harus melangkah dengan cipratan air mengotori sepatu, air berserakan dimana-mana .. mobil dan motor juga ikut-ikutan berserakan..

jalanan sempit! melangkahkan kaki pun butuh waktu! mengeluh pasti jauh lebih mudah ..

tapi.. karena Tuhan itu adil, Ia mengirim bahagia di malam hari .. saat menengadakan kepalaku aku melihat bulan penuh .. indah!

saat terjebak ditengah jalanan sempit penuh mobil dan motor yang entah berdiam menunggu apa, Ia mengirim mahluk aneh untuk teman bernyanyi ..

saat sampai di surga duniaku yang biasa disebut orang 'rumah', Ia membiarkan aku melihat malaikat duniaku (baca: Ibu) tersenyum ..

dan akhirnya saat aku masuk ke ruang kecil yang kusebut 'kamar' ini, Ia memberiku waktu untuk mensyukuri hari ini dan hari-hari yang lalu ..

sekarang .. aku siap menghabiskan sisa malam dengan bermimpi!

Selamat malam manusia Jakarta, selamat bermimpi :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar